Tuesday 21 September 2010

Seorang Perempuan dan Anaknya

Di sudut yang termenung, perempuan itu menanti

Sebongkah roti dan anak kecil disampingnya yang diam

Tidak ada kata meluncur sederas hujan membalut pagi

Berpeluh di ujung galau yang hinggap dalam senyap


Hari esok buat mereka adalah menanti persidangan

Hari setelahnya adalah menanti putusan hakim

Dan hari setelah itu adalah penantian panjang

Selalu tak ada kepastian mengenai esok dan setelahnya


Tapi bukankah memang begitu,

Hidup adalah menanti untuk esok hari dan setelahnya


Semoga lelaki itu tahu,

setiap tetes peluhnya adalah penantian

setiap kehadirannya adalah pengorbanan

dan setiap jawaban pada anaknya adalah harapan...

harapan baginya, anaknya, dan lelaki itu


Dinding penjara takkan mengubah kesetiaannya

Jeruji di batas lelaki itu takkan menyurutkan perjuangannya


Saat ini hanya luka dan doa yang masih tersisa

Saat ini perempuan itu dan anaknya masih menanti esok

Sebuah harapan baginya, anaknya, dan lelaki itu



210810

Untuk perempuan-perempuan yang selalu menginspirasi...

No comments:

Post a Comment