Wednesday 14 April 2010

Aku dan Gelap

Aku,
Jangan paksa aku untuk melihat terangnya bulan purnama,
indahnya bintang yang menggantung...
Karna buatku,
Lebih mutlak kegelapan langit yang menaunginya...

Diriku,
Tak peduli seberapa jauh mentari pagi menuntun langkah,
Birunya lautan tersapu kadamaian sang bayu...
Sebab bagiku,
Sinar surya tak mempu menghapus relung hitam yang terbentuk...

Di suatu masa,
hanya ada aku dan gelap,
hanya aku dan kegelapan,
dan panasnya matahari yang membakar,
dinginnya angin yang menusuk...
hitam, tercabik, gelap...

Saturday 10 April 2010

Ruang relung hati

Percayakah kalian kalau hati itu berlapis?

Aku percaya...

Ketika seseorang datang dan mengisi ruang di hati kita, ruang itu takkan bisa terisi oleh yang lainnya.
Saat orang yang mengisi ruang hati kita tak lagi berada di sana, ruang tersebut tidaklah kosong.
Ruangan itu berisi kenangan, harapan yang pupus, lukisan tawa, guratan luka...bukan kosong, hanya hampa...
Di suatu waktu ada yang datang dan mengisi ruang hati kita, tetapi itu tidak mungkin di ruang yang sama dengan sebelumnya.
Dia menempati ruang yang berbeda, melukiskan keindahan yang berbeda, dan ketika pergi dia meninggalkan kenangan yang berbeda.

Tak peduli berapapun yang datang dan pergi, mereka takkan pernah menempati ruang yang sama dan menorehkan guratan memori yang sama.
Yang paling membekas belum tentu yang paling baik, namun sudah pasti yang paling berharga
Berharga pun belum tentu yang teristimewa, karena guratan yang dibentuknya tidak selalu indah.

Bila kita mengisi sebuah ruang hati dan menyadarinya, buatlah guratan berwarna, lukisan yang indah dan tinggalkan pelangi meskipun samar.
Karena titik hitam yang tertinggal di ruang hati takkan pernah terhapus bahkan oleh lukisan indah dari yang lain...